picasion.com
Headlines News :
Home » » Di Bireuen, Masyarakat Temukan Buku Pemurtadan

Di Bireuen, Masyarakat Temukan Buku Pemurtadan

Written By Unknown on Rabu, 25 Juli 2012 | 19.37

Sebagaimana dilansir harian Serambi Indonesia (25/7) pada halaman 13 bahwa di Kecamatan Simpang Mamplam, Kabupaten Bireuen, pada senin (23/7) sejumlah warga menemukan buku-buku yang mencurigakan di pinggiran jalan raya berserakan, khususnya di kawasan yang jauh dari perumahan. Karena takut dibaca oleh anak-anak, maka buku-buku tersebut dibakar.
Sementara, beberapa eksemplar diserahkan masyarakat kepada Kantor Urusan Agama (KUA) Simpang Mamplam, Camat, Danramil dan Pos Polisi Simpang Mamplam pada selasa (24/7).
Menurut amatan Serambi, buku-buku tersebut antara lain berjudul “Cara Sehat Menuju Syurga,” “Ketika Nafiri Berkumandang,” “Bacaan Sehat Untuk Ummat Pencari Syurga,” “Jangan Aku Tertipu Tuhanku,” “Satu Raja diantara Segala Raja,” dan “Adam Tidak Beranak dan Tidak Diperanakkan,” yang berbentuk komik dialog antara seorang anak dengan ayahnya.
Sampul buku warna kuning, hijau muda dengan gambar salib di bagian depan. Dari beberapa buku tersebut tampak sebagai hasil foto kopi dan tidak ada nama penerbit.
Merujuk judul-judul buku tersebut, tidak jauh berbeda dengan buku-buku yang sempat dilaporkan ke Kanwil Kementerian Agama Aceh terkait dengan gerakan emurtadan pasca Tsunami dan Millata Abraham setahun yang lalu.
“Kita sangat menyangkan masih ada pihak-pihak yang secara tidak fair merusak ketentraman hidup beragama di Aceh, terlebib berupaya secara sembunyi-sembunyi untuk merusak keyakinan masyarakat yang sudah beragama,” Kata Kakanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh, Ibnu Sa’dan.
“Padahal beberapa waktu yang lalu masyarakat di Neuheun Aceh besar menangkap basah dua orang misionaris yang berdakwah door to door dan berusaha merubah keyakinan masyarakat muslim, sekarang sudah muncul lagi motif-motif baru yang bisa saja menyasar anak-anak yang belum matang cara berpikirnya,” Sesal Ibnu Sa’dan.
“Kami berharap aparat hukum bisa memproses kasus ini dan menindak pelakunya sehingga menjadi jera,” kata Ibnu. “Kita khawatir, tampa adanya tindakan hukum yang tepat, akan terjadi konflik sosial di mana sebagian masyarakat akan melaksanakan hukum jalanan karena menilai pemerintah tidak perduli, sebagaimana kasus dukun santet beberapa waktu lalu juga terjadi di Bireuen.” Demikian harapan Kakanwil Kemenag Aceh dalam menjaga kerukunan dan keteriban beragama di Aceh.
Sumber: aceh.kemenag.go.id
Share this post :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. KUA Kec Syamtalira Bayu - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger